Sabtu, 28 Mei 2011

Asal Mula Nama Indonesia

Yang dimaksud dengan Indonesia ialah Indonesia dalam pengertian geografis dan bangsa. Menurut pengertian geogiafis, Indonesia berarti bagian bumi yang membentang dari 95°-141° Bujur Timur, dan 6° Lintang Utara sampai 11 Lintang Selatan. Sedangkan Indonesia dalam arti bangsa yang secara politik, ekonomi, dan sosial budaya dalam wilayah tersebut.
Istilah Indonesia untuk pertama kalinya ditemukan oleh seorang ahli etnologi Inggris bernama James Richardson Logan pada tahun 1850 dalam ilmu bumi. Istilah Indonesia digunakan juga oleh G.W. Earl dalam bidang etnologi. G.W. Earl menyebut Indonesians dan Melayunesians bagi penduduk Kepulauan Melayu.
Pada tahun 1862 istilah Indonesia digunakan oleh orang Inggris bemama Maxwell dalam karangannya berjudul The Island of Indonesia (Kepulauan Indonesia) dalam hubungannya dengan ilmu bumi. Istilah Indonesia semakin populer ketika seorang ahli etnologi Jerman bernama Adolf Bastian menggunakan istilah Indonesia pada tahun 1884 dalam hubungannya dengan etnologi.
Kata Indonesia berasal dari kata Latin indus yang berarti Hindia dan kata Yunani nesos yang berarti pulau, nesioi (jamak) berarti pulau-pulau. Dengan demilcian, kata Indonesia berarti pulau-pulau Hindia.
Indonesia dikenal pula dengan sebutan Nusantara. Kata Nusantara berasal dari bahasa Jawa Kuno, yaitu nusa yang berarti pulau dan antara yang berarti hubungan. Jadi, Nusantara berarti rangkaian pulau-pulau.
Bangsa Indonesia pertama kali menggunakan nama Indonesia secara politik. Istilah Indonesia untuk pertama kalinya digunakan oleh Perhimpunan Indonesia, yaitu organisasi yang didirikan oleh pelajar-pelajar Indonesia di Negeri Belanda pada tahun 1908. Organisasi tersebut pertama kali bemama Indische Vereeniging. Kemudian nama itu diganti menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun 1922. Selanjutnya pada tahun 1922 juga namanya diganti Perhimpunan Indonesia.
Pada tahun 1928 Kongres Pemuda II di Jakarta menggunakan istilah Indonesia dalam hubungan dengan persatuan bangsa. Kongres Pemuda tersebut pada  tanggal 28 Oktober 1928 menghasilkan Sumpah Pemuda yang di dalamnya tercantum nama Indonesia. Istilah Indonesia secara resmi  digunakan sebagai nama negara kita pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan  proklamasi kemerdekaan Indonesia.
syadiblack-Nidya Pustaka-Apollo

Kamis, 19 Mei 2011

Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi


Naskah asli proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional dengan bingkai
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
     Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.
      Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari otto iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
     Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
Di sini di tulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun jepang yang kala itu adalah tahun 2605.

Naskah Otentik
     Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.
Sementara naskah yang sebenarnya hasil gubahan Muh. Hatta, A. Soebardjo, dan dibantu oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat. Adapun bunyi teks naskah otentik itu sebagai berikut:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, hari 17, bulan 8, tahun 45
Wakil2 bangsa Indonesia.

Dikutip dari http://iqballians.wordpress.com/2008/08/19/detik-detik-pembacaan-naskah-proklamasi/

Sabtu, 14 Mei 2011

PENGELOMPOKKAN PBBAB

PBB 1 
  1. SIKAP SEMPURNA 
  2. ISTIRAHAT DI TEMPAT
  3. HORMAT 
  4. BERKUMPUL
  5. BERHIMPUN
  6. BUBAR JALAN 
  7. PERIKSA KERAPIHAN

PBB II
  1. LARI MAJU
  2. LENCANG DEPAN
  3. SETENGAH LENCANG KANAN/KIRI
  4. LENCANG KANAN/KIRI
  5. BERHITUNG 
  6. LEPAS/KENAKAN TOPI
  7. SIKAP DUDUK DAN ISTIRAHAT
  8. ATURAN KELUAR BARISAN 
  9. ATURAN MASUK BARISAN 
  10. ATURAN MENGHADAP DAN TAMPIL KE DEPAN
  11. ATURAN BERTANYA DAN MENJAWAB 

PBB III
  1. HADAP KANAN/KIRI
  2. HADAP SERONG KANAN/KIRI
  3. BALIK KANAN
  4. JALAN DI TEMPAT
  5. LARI DI TEMPAT 

 PBB IV 
  1. LANGKAH KE DEPAN, KANAN, KIRI, BELAKANG 
  2. LANGKAH TEGAP, BIASA, MERDEKA, GANTI
  3. HORMAT KANAN

PBB V
  1. KOMBINASI JALAN DITEMPAT
  2. KOMBINASI HADAP KANAN/KIRI
  3. KOMBINASI HADAP SERONG KANAN/KIRI
  4. KOMBINASI
PBB VI
  1. BELOK KANAN/KIRI
  2. DUA KALI BELOK KANAN

PBB VII
  1. BUKA/TUTUP BARISAN
  2. TIAP-TIAP BANJAR DUA KALI BELOK KANAN

PBB VIII
  1. HALUAN KANAN/KIRI
  2. MELINTANG KANAN/KIRI

PBB IX
  1. ABA-ABA

PBB X
  1. IRAMA LANGKAH 
  2. VARIASI DAN FORMASI

Dikutip dari BUKU PEDOMAN PENYELENGGARAAN ORGANISASI PASKIBRA SEKOLAH DAN PASKIBRA KABUPATEN GARUT (PAGAR)
http://paskibramalangbong.blogspot.com/2011/05/pengelompokkan-pbbab.html

Minggu, 08 Mei 2011

Kasus Penganiayaan Junior Paskibra Dilimpahkan ke Kejaksaan

Ilustrasi
TEMPO Interaktif, Tangerang - Kepolisian Resor Metro Tangerang Kabupaten telah melimpahkan kasus dugaan penganiayaan terhadap Dayang Cantika, 15 tahun, siswi SMK 1 PGRI Jalumpang, Tigaraksa, ke Kejaksaan Negeri Tigaraksa. "Sudah kita limpahkan ke Kejaksaan Negeri Tigaraksa," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Metro Tangerang Kabupaten, Komisaris Polisi Arif Setiawan, saat dihubungi Selasa, 3 Mei 2011.

Kapolsek Tigaraksa, Ajun Komisaris Amin Abdullah, menambahkan pelimpahan berkas telah dilakukan sepekan yang lalu. "Berkas belum P21, masih menunggu untuk dilengkapi," ujar Amin. Polisi telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus dugaan penganiayaan ini, yakni Annisa, Lingga, dan Suardi. "Ketiganya adalah senior paskibra Dayang," kata Amin.

Para tersangka dijerat pasal 351 junto 55 KUHP tentang penganiayaan. "Annisa melakukan penganiayaan dibantu oleh Lingga dan Suardi," Amin menambahkan para tersangka tidak ditahan karena kooperatif selama menjalani pemeriksaan. "Mereka sudah membuat surat pernyataan akan datang ke persidangan," tegasnya.

Dayang diduga mendapatkan tindakan kekerasan dari para seniornya di paskibra sekolahnya. Peristiwa tersebut terjadi pada pada tanggal 19 Februari 2011. Saat itu, seniornya, baik lelaki maupun perempuan melakukan tindakan penganiayaan karena ia dan kawan-kawannya tidak bisa melakukan push up 100 kali seperti yang diperintahkan. "Saya diinjek-injek sama kakak pembina paskibra saya di SD Bantar Panjang, Tigaraksa," kata Dayang saat itu.

Menurut Dayang, kejadian tersebut disaksikan langsung oleh dua sahabatnya, yaitu Ayu Taradipa dan Sayeti. Akibat penganiayaan itu, ulu hati Dayang terasa sakit dan tangannya susah digerakkan. Bahkan saat hendak pulang ke rumah, Dayang harus diantar oleh teman-temannya.

Keesokan harinya, Jumiati, ibu Dayang, membawa anaknya ke RS Mulya Insani Cikupa, Kabupaten Tangerang.  Melihat kondisi korban, pihak RS meminta keluarga agar korban dirawat inap. Namun, Jumiati enggan anaknya dirawat inap karena belum berunding dengan ayah Dayang, Sulaiman. "Pihak RS juga minta agar saya melapor dulu ke Polsek," kata Jumiati.

Keluarga akhirnya melaporkan kasus ini ke Polsek Tigaraksa. Dayang divisum dan di-USG. Diketahui, Dayang mengalami gangguan di ulu hati. "Tanggal 25 Februari 2011 dirawat di RS Mulya Insani kemudian dirujuk ke RSUD Kabupaten Tangerang pada 1 Maret 2011," kata Jumiati.

JONIANSYAH

Rabu, 04 Mei 2011

Junior ... Pasbar 2011

Selasa, 03 Mei 2011

Saya .. Yusi Ucie